Kamis, 18 Juni 2015

Faktor yang mempengaruhi Nilai Properti

Nilai properti (termasuk nilai tanahnya) pada satu wilayah dengan wilayah lainnya tentu tidak sama. Kendati secara fisik saja properti yang bersangkutan mempunyai luasan dan bangunan yang relatif sama, tapi nilainya kemungkinan secara signifikan berbeda. Misalnya, suatu properti yang berada di JL. Gatot Subroto Jakarta dengan di JL. Gatot Subroto Bandung nilai propertinya dapat berselisih 2-4 kali lipat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya nilai suatu properti, antara lain ialah:
·      Kondisi Fisik dan Lingkungan
Faktor fisik tanah yang mencakup:
-      Lokasi
-      Dimensi
-      Bentuk
-      Luas
-      Sisi yang menghadap ke jalan
-      Kondisi permukaan tanah
-      Jalur atau saluran air
-      Kontur tanah
-      Topografi
-      Tingkat kesuburan
-      Kemudahan pencapaian (aksesibilitas)
-      Kegunaan
-      Lingkungan
-      Daya pandang (view)
Sementara nilai dari struktur dapat dilihat dari segi:
-      Kualitas bangunan
-      Desain
-      Tingkat penyesuaian
-      Keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya

·      Kondisi Perekonomian
Faktor ini memengaruhi begaimana suatu properti berinteraksi atau menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi daerah dan lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor ini meliputi:
-      Tingkat pendapatan tersedianya kredit atau pinjaman dari perbankan
-      Tingkat harga (laju inflasi)
-      Pajak
-      Tersedianya tenaga kerja
-      Perubahan corak industri dan perdagangan

·      Kondisi Sosial
-      Formasi tingkah laku keluarga, seperti tinggal sendiri atau sudah berkeluarga
-      Laju pertumbuhan penduduk (populasi)
-      Distribusi geografi atas kelompok/golongan masyarakat
-      Nilai masyarakat terhadap model, desain arsitektur, corak, dan daya guna properti

·      Kondisi Pemerintah
Dipengaruhi baik oleh kebijakan pusat, provinsi dan pemerintah setempat, mencakup:
-      Peruntukan tanah (zoning)
-      Peraturan mendirikan bangunan (KLB dan KDB)
-      Peraturan mengenai perumahan rakyat
-      Peraturan sewa-menyewa
-      Peraturan perlengkapan keselamatan gedung

-      Peraturan mengenai pelestarian lingkungan hidup

Mengapa Properti disebut sebagai Investasi Terbaik

Dolf de Roos, yang terkenal sebagai penulis buku laris Real Estate Riches (2005) pernah melakukan sebuah riset terhadap orang-orang kaya. Penelitian yang berlangsung lebih dari tujuh bulan ini guna menemukan apa yang secara umum mereka miliki. Dia akhirnya menemukan dua hal yang sama-sama dimiliki oleh orang kaya.
Pertama, hampir tanpa kecuali, orang kaya mempunyai integritas. Ucapan mereka sesuai dengan perbuatan mereka. Kalau mereka mengatakan sesuatu, orang lain bisa mempercayainya. Dan integritas itu bukan murni faktor keturunan, tetapi setiap orang harus mempelajarinya.
Kedua, juga hampir tanpa kecuali, orang-orang kaya itu menghasilkan kekayaannya, pada properti (real estate).
Setelah mengetahu hal tersebut, de Roos memutuskan untuk berinvestasi pada properti, tepatnya ketika ia masih menjadi mahasiswa S-1. Kendati dia memperoleh gelar S-3 di bidang teknik elektro dan relatif tidak memiliki pekerjaan tetap, dia telah melakukan investasi dalam berbagai jenis properti (hunian, komersial, indstri, dan lainnya) di seluruh dunia, dan berhasil meraih banyak kekayaan.
Lain lagi yang dialami oleh Ken McElroy, salah seorang penasehat Rich Dad’s Robert T. Kiyosaki yang menulis buku The ABC’s of Real Estate Investing (2004). Dia telah lama memerhatikan bahwa di setiap kota besar atau kota kecil selalu ada yang disebut raja properti, yang menjadi kaya mendadak lewat properti. Bagi kebanyakan orang luar dengan mudah menganggap apa yang dicapai oleh mereka merupakan hasil dari keberuntungan atau semacam keajaiban. Namun McElroy punya pandangan lain. Menurutnya, orang-orang kaya itu terlihat percaya diri, berpengetahuan luas, cerdas, dan seolah-olah dapat melihat berbagai kesempatan yang tidak terlihat orang lain, sehingga dapat mencapai kesuksesan dengan mudah.
McElroy akhirnya memutuskan untuk menjadi salah satu dari orang-orang kaya tersebut, tepatnya sejak tahun 1989. Dia ingin meraih kesuksesan dirinya sendiri, menjadi atasan bagi dirinya sendiri, dan mencapai kekebasan keuangan (financial freedom). Dia memilih pengelolaan properti (property management) sebagai jalan yang ditempuh, yang merupakan aspek terpenting dalam investasi properti.
Melalui MC Companie – bendera perusahaan yang dibentuknya untuk membeli, meningkatkan, membangun, mengelola dan mengubah properti dan berkantor pusat di Arizona (AS) – saat ini McElroy menjadi orang terkemuka di bidang properti. Pengelolaan dan portofolio investasinya terdiri dari lebih 4.000 unit dengan nilai pasar di atas USS250juta.
Gary W. Eldred, PhD, penulis buku Trump University Real Estate 101 (2006) yang sangat menyukai properti berharap agar setiap orang yang telah membaca buku-buku yang ditulisnya juga menyukai properti. Dia punya keyakinan bahwa properti itu menawarkan lebih banyak peluang bagi lebih banyak orang. Perekonomian hebat, perekonomian payah, suku bunga tinggi, suku bunga rendah, pasar yang marak, pasar yang lesu – tidak ada bedanya dalam bisnis properti.
Eldred kemudian telah menghasilkan banyak uang melalui semua jenis pasar dan kondisi perekonomian, dan terkenal sebagai investor properti tang sukses. Dia telah terlibat dalam ratusan transaksi properti sebagai pembeli, penjual dan konsultan selama dua dekade terakhir.
Menurut pendapatnya, dalam meraih kekayaan melalui properti, kemandirian pribadi dan kebebasan keuangan hanya membutuhkan dua kondisi pasar. Pertama, tuntunlah kehidupan sehari-hari dengan pola pikir, karakter, dan rencana aksi bisnis. Kedua, terapkan metode sistematis yang digerakkan oleh kemungkinan  untuk menemukan, menciptakan, dan meraih nilai di bidang properti.
Sementara Donald Trump dan Robert T. Kiyosaki dalam bukunyaWhy We Want You to be Rich (2006) secara tegas menyatakan bahwa properti menawarkan keuntungan lain. Jika sebidang properti di beli dengan harga tepat, di danai dengan baik, berada pada area bagus dan dikelola dengan baik, sedikitnya terdapat sembilan keuntungannya, yakni :
1.    Arus kas, yang akan masuk setiap bulan atau tahun.
2.    Leverage, bankir akan berbaris meminjami uang untuk berinvestasi di properti.
3.    Amortisasi, penyewa yang membayar utang/pinjaman pemilik properti.
4.    Depresiasi, pemerintah menawarkan pengurangan pajak untuk properti karena nilainya (bangunan) turun.
5.    Kreativitas, nilai properti meningkat melalui kreativitas, seperti misalnya membeli rumah tua lalu memperbaiki menjadi rumah menarik, atau mengubah sebuah apartemen rumah menjadi kondominium.
6.    Kemampuan untuk dikembangkan, dari membeli sebuah rumah keluarga menjadi unit-unit yang berlipat-lipat.
7.    Kemampuan untuk diperkirakan, dengan manajemen yang bagus maka nilai properti tersebut dapat ditingkatkan lebih baik sesuai tingkat kemampuan dan kebutuhannya.
8.    Uang hasil penundaan pajak, ada banyak cara untuk menghindari membayar pajak secara legal.
9.    Apresiasi, karena populasi meningkat maka permintaan pun meningkat, yang juga menyebabkan harga properti naik.

Lebih lanjut pakar properti Tyler G. Hicks dalam bukunya How to Borrow You Way to Real Estate Riches  (2003) dengan lugas menyatakan, bahwa properti mungkin memberikan keuntungan lebih besar daripada jenis bisnis lain yang ada dewasa ini. Dia sendiri selama bertahun-tahun telah menghasilkan orang-orang kaya melalui properti. Tidak ada yang dapat membendung pertumbuhan mereka, juga tidak: inflasi, resesi, pengangguran, peperangan, dan (bencana) kesehatan.
Itulah alasan mengapa properti adalah bisnis berskala kecil yang ideal untuk berbagai kalangan/kelas, terutama juga bagi yang memulainya dengan uang pinjaman.
Apabila seseorang membeli sebidang properti atau menangani properti, menurut Hicks, maka orang itu bekerja dengan nilai yang tahan lama. Alasannya ialah lahan untuk membangunproperti tidak akan hilang. Itu abadi, kecuali hanya sangat kecil lahan yang tenggelam/lenyap, sehingga peristiwa ini dapat diabaikan. Ada banyak kelebihan lain untuk meraih keberuntungan dari properti, antara lain :
1.    Properti adalah bisnis pinjaman, ini berarti bahwa siapa saja memulainya dengan menggunakan Other People’s Money  (OPM).
2.    Sedikit buruh diperlukan dalam (investasi) properti.
3.    Dapat menikmati banyak penghematan pajak bila memiliki properti yang berpenghasilan baginya sendiri.
4.    Properti merupakan aset yang dapat digunakan untuk memperoleh pinjaman lebih besar lagi ketika nilai properti bertambah.
5.    Seluruh dunia ada di tengah-tengah real estate boom, oleh karena itu properti akan selalu bertambah nilainya.
6.    Ada ratusan cara yang dapat digunakan untuk mengelola properti dalam mengurangi jumlah uang yang harus dipinjam memulai usaha.
7.    Kegagalan hampir tidak terdengar dalam (investasi) properti.

Dari ulasan-ulasan para pakar dan praktisi di atas, dapat disimpulkan dalam satu kalimat saja, bahwa : properti itu merupakan investasi terbaik dibandingkan investasi-investasi lainnya.

Mengenal Jenis-jenis Properti

Properti itu memiliki berbagai jenis fungsi dan tujuan penggunaannya masing-masing, sehingga jenisnya dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :

·   Komersial
Jenis properti ini memiliki kemampuan komersial untuk menghasilkan arus kas dan semua aspek komersial lainnya. Yang termasuk properti ini ialah :
-      Perkantoran
-      Pusat perbelanjaan
-      Penginapan (hotel dan resor)
-      Rumah-toko (ruko) dan rumah-kantor (rukan)

·  Perumahan/Hunian
Jenis properti ini memang memiliki tujuan utama untuk dihuni. Dalam kenyataannya sering dijumpai kategori ini juga dijadikan kegiatan atau sarana komersial. Namun kebutuhan akan tempat hunian lebih bersifat utama, maka properti ini tidak digolongkan ke dalam jenis komersial. Contohnya :
-      Kompleks perumahan (residential estate)
-      Rumah susun/apartemen
-      Rumah bandar (town house)

· Industri
Properti dalam kelompok ini mempunyai fungsi sebagai tempat produksi atau perakitan barang-barang, dengan melibatkan banyak tenaga kerja di dalamnya. Yang termasuk kategori ini :
-      Kawasan industri
-      Pergudangan
-      Pabrik siap pakai (standard factory building)

· Fasilitas Umum
Biasanya properti ini  memang dipergunakan untuk kepentingan umum dan khalayak ramai, kendati sering pula mulai mengarah menjadi komersial yang diperuntukkan bagi para anggota atau orang tertentu saja. Contoh :
-      Sekolah dan universitas
-      Tempat ibadah
-      Sarana olahraga
-      Rumah sakit
-      Tempat rekreasi


Properti dan Real Estate

Barangkali para pembaca sudah cukup akrab dengan kedua istilah ini. Properti dan Real Estate pada suatu bacaan sering digunakan untuk mengacu kepada bisnis perumahan. Kedua kata tersebut sering digunakan secara bergantian atau salah satu saja atau secara bersamaan. Namun sebagai pembaca apakah anda sering dibingungkan dengan kedua kalimat tersebut atau dalam pemikiran masing-masing sudah mempunyai makna yang sudah tidak perlu dicerap lebih jauh mengenai makna kedua kata tersebut.

Sebenarnya makna kata Real Estate lebih ditujukan kepada tanah dan segala bentuk fisik yang terbangun di atasnya, sementara Properti berasal dari kata real property lebih dimaknai kepada unsur hak dan kepemilikan dari tanah atau bangunan tersebut. Pada keseharian di berbagai tulisan sebagaimana dijelaskan pada paragraf sebelumnya kedua kata tersebut dimaknai sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnis, investasi dibidang bangunan. Sehingga setiap kali muncul kedua kata tersebut maka pembaca dapat segera mengasosiasikan  maknanya.